Saturday, March 24, 2007

Moneterisasi

Alhamdulillah, akhirnya saya bisa juga menuliskan satu dua kata di dalam blog tercinta ini. Hmm, moneterisasi ini adalah kata yang pernah diucapkan oleh seorang teman saya ketika dia sedang kesel-keselnya dengan seseorang yang selalu mengukur segala sesuatunya dari uang. Untuk berteman saja, lihat-lihat dulu apakah si teman akan membawa keuntungan apa tidak. Apalagi untuk diajak dalam suatu kegiatan yang sifatnya sosial ataupun dimintain tolong, jangan harap orang ini akan mau melakukannya kalau tidak ada iming-iming uang atau manfaat yang sifatnya dunia. Mungkin bagi mereka orang-orang yang suka melakukan praktik moneterisasi ini, melakukan sesuatu yang tidak dibayar atau tidak ada pamrihnya adalah sesuatu yang "wastinig time".
Siang ini, entah mengapa kalimat itu keluar lagi dari bibir saya, ketika seorang teman merasa bahwa seorang wanita itu hanya melihat pria dari kantongnya. Huah...tentu saja saya marah besar. Kontan saya bilang, tidak bisa digeneralisir gitu dong.......tiap orang beda. Tiap orang punya preferensi tertentu. Mungkin ada orang-orang yang memang segala sesuatunya dilihat dari kondisi financialnya,tapi tidak semua orang. Saya justru sangat tidak suka dengan sifat seperti itu meskipun saya wanita.....Tapi anehnya teman saya tadi malah marah, dan justru menganggap saya orang yang pesimis dalam memandang hidup. Betulkah? Hihihihi, saya tertawa di dalam hati...sambil berucap (kalau saya termasuk orang yang suka memoneterisasisegala sesuatu pasti ga nongkrong di PSTTI kali ya...hehheeh) Kalau dikatakan pesimis tidak juga. Saya selalu semangat dalam melakukan banyak hal, saya tetap bekerja, berusaha dan berdoa untuk yang terbaik. Saya tetap merencanakan masa depan saya dengan sebaik-baiknya. Dan saya sangat yakin bahwa dengan melakukan sesuatu dengan baik berarti kita akan profesional, dan ketika kita profesional, uang akan datang dengan sendirinya. Kondisi ini akan menjadi terbalik, manakala uang yang menjadikan motivasi bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Apalagi bagi seorang muslim. Karena bagi seorang muslim sudah sangat jelas, bahwa Allah akan menjadikannya sebagai seorang khalifah dibumi yang berkewajiban untuk memakmurkan bumi. Sehingga hukum bekerja dan berproduktifitas adalah kewajiban. Motivasinya tidak hanya materi namun juga sangat jangka panjang yang meliputi alam dunia dan akhirat yang diwujudkan dalam sebuah bentuk ibadah. Masalah hasil, biarlah Allah yang menentukan. Saya selalu percaya bahwa rejeki saya sudah ada, ga tertukar dan ga salah alamat....Itu pasti! Jadi., bagi saya ga perlu mengukur segala sesuatunya dari uang alias memoneterise segala sesuatu yang kita lakukan. Lagian dalam AL Quran Allah telah mengatakan bahwa "kalau kita berbuat baik, maka kebaikan itu untuk kita, dan jika kita melakukan kejahatan, maka kejahatan juga untuk kita". So,.......berbuat sesuatu dengan ikhlas dan tidak mengharapkan embel2 apa2 mungkin lebih wise ya.....

1 comment:

Tubagus Hanafi said...

Saya gak pernah ngeliat Bu Ranti marah. Tapi kalau suruh ngebayangin, saya kebayang banget gayanya.. :-D