Saturday, December 20, 2008

Peluang Pengembangan VAS Pada Industri Operator Telepon Seluler di Indonesia


Pengintegrasian Layanan Telepon Seluler
dalam Rancang Bangun
LMS (Learning Management System)
di Perguruan Tinggi/Perusahaan
sebagai Layanan Nilai Tambah (VAS) Seluler
Paling Efektif dan Bermanfaat bagi Publik


Oleh: M. Fathoni dan Ranti Wiliasih


Salah satu isu penting yang akan dihadapi oleh lembaga pendidikan dan perusahaan dalam kurun waktu 10 tahun kedepan adalah transfer pengetahuan. Utamanya, transfer pengetahuan dari generasi lama ke generasi baru sebagaimana disebutkan oleh Kapp (2008) dalam bukunya “Gadget, Games and Gizmos: Tools for Transferring Know-How from Boomer to Gamer. “

Masalah ini timbul karena adanya perbedaan kebiasaan antara generasi lama (Boomer) dengan generasi baru (Gamer) dalam melakukan transfer pengetahuan. Generasi lama terbiasa melakukan transfer pengetahuan yang sifatnya know-how dalam pertemuan-pertemuan yang sifatnya fisik, seperti rapat, seminar, kelas dan sejenisnya. Sementara itu, generasi baru lebih cenderung melakukan transfer pengetahuan melalui media yang bersifat virtual di antara sesama mereka. Baik itu melalui sms, mms, email, chatting, blog maupun komunitas/klub virtual di internet yang cenderung bersifat mobile atau portable.

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana menjembatani transfer pengetahuan antar dua generasi yang berbeda ini? Hal ini penting mengingat dalam kurun 5-10 tahun ke depan, orang-orang dari generasi inilah yang akan mengisi kursi-kursi pendidikan dan kantor-kantor. Apabila kultur kerja yang biasa berlaku pada orang-orang generasi boomer jika dipaksakan pada generasi gamer akan dapat menyebabkan hengkangnya orang-orang muda bertalenta dari perguruan tinggi ataupun perusahaan tersebut.

Implementasi LMS dan Kelemahannya

Perusahaan ataupun lembaga yang sukses adalah lembaga yang berhasil melakukan pengelolaan pengetahuan dan proses transfer pengetahuan diantara orang-orang yang ada di dalamnya. Terkait dengan ini, sejumlah perguruan tinggi dan perusahaan maupun lembaga pemerintah mulai mengembangkan infrastruktur teknologi sistem manajemen pembelajaran terpadu yang dikenal dengan LMS (Learning management System).

Penggunaan LMS baik di kampus, kantor pemerintahan ataupun perusahaan boleh jadi digunakan dengan istilah yang berbeda-beda. Namun, tujuan dari LMS ini pada hakekatnya adalah sama. Pengadaan LMS bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan mahasiswa, karyawan, maupun pegawai tentang sejumlah hal baru di luar sana, yang tidak dapat dipelajari dalam ruang fisik karena keterbatasan waktu. Sehingga dengan demikian keberadaan LMS diharapkan dapat membantu peningkatan kapasitas individu mahasiswa, dosen maupun karyawan untuk meraih prestasi belajar dan kerja yang sebaik-baiknya.

Sayangnya, rancang bangun LMS yang ada saat ini masih terbatas pada ruang lingkup jaringan intranet, sehingga aksesibilitas para user menjadi terbatas untuk mengaksesnya. Umumnya, fasilitas ini hanya dapat dilakukan melalui komputer jaringan dan harus berada di lingkungan kampus maupun kantor. Ini merupakan kekurangan terbesar dari berbagai infrastruktur LMS yang ada saat ini karena belum terlalu mengakomodir kecenderungan generasi gamer yang cenderung lebih mobile.

Integrasi Layanan Telepon Seluler Dalam Rancang Bangun LMS


Mencermati kekurangan yang ada pada rancang bangun LMS di sejumlah lembaga pendidikan, perusahaan maupun instansi pemerintah saat ini, diperlukan suatu media yang dapat digunakan dengan baik oleh generasi boomer maupun generasi gamer. Solusi itu ada pada layanan telepon seluler. Telepon seluler tidak hanya sekedar menjadi alat komunikasi namun menjadi media belajar dan bekerja, sebagaimana telah diterapkan di industri perbankan dalam bentuk phone banking atau sms banking.

Dengan kata lain, operator telepon seluler berpeluang besar untuk membangun layanan nilai tambah atau VAS yang paling efektif dan bermanfaat bagi mitra strategis seperti perguruan tinggi, kantor maupun lembaga pemerintah yang sudah maupun berencana mengembangkan LMS di tempatnya. Adapun tema yang dapat diusung dalam membangun VAS ini adalah pengembangan SDM di era teknologi modern yang mobile.

Dengan terintegrasinya layanan telepon seluler dalam rancang bangun LMS di berbagai perguruan tinggi, perusahaan dan lembaga pemerintah, maka ini akan membantu mengurangi opportunity cost mahasiswa dan dosen maupun karyawan untuk dapat mengembangkan dirinya, dimana saja dan kapan saja. Ini adalah VAS yang secara telak dapat menjadi keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang penting dalam persaingan bisnis telepon seluler ke depan, terlebih dalam rangka turut mencerdaskan anak bangsa.